Senin, 24 Desember 2012

KAKTUS


Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactacea. Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.


SEJARAH
Penemuan tentang kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum bangsa Eropa menemukan Dunia Baru. Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut hilang ketika terjadi penjajahan oleh Spanyol. Referensi pertama mengenai tanaman kaktus ditemukan pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y natural de las Indias (1535). Penulis buku tersebut,  Hernandez de Oviedo y Valdez  mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang memiliki duri yang khas dan buah yang unik. Sebagian besar spesies kaktus berasal dari Amerika Utara, Selatan, dan Tengah. Genus kaktus pertama yang diimpor ke  Eropa adalah  Melocactus. Seorang  botaniawan asal Swedia,  Carl Linnaeus, memberikan nama kaktus yang diambil dari bahasa Yunani Κακτος kaktos. Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut memiliki makna tanaman liar berduri.
HABITAT
Hanya seperempat dari keseluruhan total spesies kaktus yang hidup di daerah gurun. Sisanya hidup pada daerah semi-gurun, padang rumput kering, hutan meranggas , atau padang rumput.Umumnya, tumbuhan ini hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis.

MORFOLOGI
Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga.
HAMA DAN PENYAKIT
Penyakit yang umumnya menyerang kaktus disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Infeksi akibat bakteri dan cendawan dapat menyebar dengan cepat sehingga perlu dilakukan pembuangan bagian yang terinfeksi kemudian dilakukan pencangkokan. Hama yang sering menyerang kaktus adalah tungau  (Tetranychus urticae) dan kutu  yang menghisap cairan kaktus. Kerusakan bagian tertentu dari kaktus juga dapat disebabkan terbakarnya jaringan akibat sinar matahari. Apabila kaktus yang biasa diletakkan di tempat teduh secara tiba-tiba dipindahkan ke lokasi yang terkena sinar matahari secara langsung maka akan timbul perubahan warna menjadi putih atau coklat pada bagian yang terekspos oleh sinar matahari.


KEGUNAAN KAKTUS BAGI MANUSIA
Berbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah Opuntia. Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya. Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai yang disebut queso de tuna. Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan. Dulunya, spesies kaktus Carnegiea gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung. Bagian akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan gula untuk dijadikan permen. Bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar.

KONSERVASI KAKTUS
Dewasa ini, berbagai spesies kaktus terancam punah karena adanya perusakan habitat alaminya dan eksplorasi berlebihan yang dilakukan manusia. Dulunya, kaktus diimpor dalam jumlah besar ke Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Jepang karena termasuk komoditi yang menguntungkan. Namun, perdagangan kaktus tersebut mulai dihentikan sebelum Perang Dunia II. Saat ini, kaktus termasuk di dalam daftar Apendiks I dan II Convention on Internasional Trade in Endangered Species (CITES) yang memberikan proteksi kepada tanaman ini. CITES juga menggalakkan usaha propagasi buatan untuk melestarikan kaktus. Tanaman hasil propagasi atau perbanyakan buatan merupakan tanaman yang berasal dari biji, propagula, maupun stek yang ditanam pada lingkungan terkontrol. Beberapa negara juga melarang dengan keras perdagangan kaktus, terutama ke luar negeri. Beberapa usaha konservasi kaktus pun telah dilakukan, di antaranya adalah pelestarian ex situ di dalam tanaman botani.

SPESIES KAKTUS LANGKA DITEMUKAN DI KUBA
Prensa Latina melaporkan bahwa baru-baru ini para ilmuwan di Kuba menemukan jenis kaktus langka yang eksotis, namun berbahaya, bernama Opuntia stricta.
Berdasarkan keterangan Carlos Acevedo, seorang ahli biologi di Center of Coastal Ecosystem Research di Cayo Coco, tanaman ini ditemukan di pantai kepulauan Gulf of Ana Maria di Jardines de la Reina yang terletak di sebelah Selatan provinsi Ciega de Avila.
Selama perjalanan di kepulauan tersebut untuk mempelajari karakterisasi flora laut dan darat, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi kaktus yang tumbuh di pantai berpasir tersebut.
Acedevo menyayangkan pertumbuhan tanaman ini karena keberadaan dan pertumbuhannya yang cepat akan segera menginvasi pertumbuhan tanaman asli dan ekosistem alami yang ada di pantai tersebut.
Berdasarkan Times of India, Jardines de la Reina dianggap sebagai salah satu ekosistem laut terbaik yang dijaga karena penangkaran serta pelestarian terumbu karang.
Hingga saat ini, Kuba telah mencatat sekitar 322 tanaman invasif yang dianggap membahayakan kelestarian ekosistem asli dan merusak keanekaragaman hayati di sana. Salah satunya adalah kaktus tersebut, yang jika dibiarkan tumbuh dengan cepat maka kemungkinan besar bisa berpengaruh pada kualitas tanah, air, dan pantai.

 KAKTUS , SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK
Saat ini para ilmuwan sedang berkutat mencari terobosan sumber energi terbarukan, dan salah satu pilihannya adalah dengan menggunakan Kaktus, tanaman berduri yang sering menjadi tanaman penghias rumah kita.
Pada semua tumbuhan hijau, termasuk kaktus, terjadi proses fotosintesis yang memungkinkan tumbuhan mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Dari pelajaran IPA kita tahu bahwa dalam proses fotosintesis, karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari akan diubah menjadi oksigen dan gula (glukosa). Glukosa dan oksigen inilah yang akan dipakai untuk menjadi sumber energi listrik dengan bantuan dua elektroda enzym yang dimodifikasi (disebut biofuel cell). Kedua elektroda tersebut, yang sangat sensitif dengan keberadaan glukosa dan oksigen, ditancapkan pada daun kaktus dan disambungkan ke sebuah lampu yang mengakibatkan lampu menyala.
Energi listrik yang dihasilkan oleh biofuel cell ini memiliki daya 9 mikroW/cm2. Karena besar kecilnya daya ini bergantung lurus dengan intensitas cahaya, maka iluminasi cahaya yang lebih kuat dapat meningkatkan hasil fotosintesis (glukosa dan oksigen), yang pada akhirnya meningkatkan daya energi listrik yang dihasilkan.
Selain itu, udara yang dihasilkan dari Kaktus bebas polusi dan ramah lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar